[1] Indonesia, “uu. no 23 tahun 1992 tentang kesehatan,” in Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang: Kesehatan, vol. 23, 1992, pp. 1–31.
[2] F. Amalia Rochimah, “Dampak Kuliah Daring Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau Dari Aspek Psikologi,” 2020.
[3] N. Nawindah and S. Lydiani, “Fuzzy Tsukamoto Untuk Deteksi Tingkat Kesehatan Mental Mahasiswa,” Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan, vol. 7, no. 2, pp. 159–165, Apr. 2021, doi: 10.33197/jitter.vol7.iss2.2021.583.
[4] I. Fajlurrahman, S. Wardaningsih, P. Studi Magister Keperawatan, U. Muhammadiyah Yogyakarta, and J. Lingkar Selatan, “Kebijakan Kampus Terkait Kesehatan Jiwa Pada Mahasiswa: Literature Review.”
[5] Salvia, S. Aloysius, and Nada, “Analisis Kesehatan Mental Mahasiswa Perguruan Tinggi Pada Awal Terjangkitnya Covid-19 di Indonesia,” Jurnal Citizenship Virtues, no. 2, pp. 83–97, 2021.
[6] D. Wahyuni and D. Winarso, “Penerapan Metode Rule Based Reasoning Dalam Sistem Pakar Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mental Pada Mahasiswa,” 2022.
[7] F. Marjan, A. Sano, and I. Ifdil, “Tingkat kecemasan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam menyusun skripsi,” JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), vol. 3, no. 2, p. 84, Nov. 2018, doi: 10.29210/02247jpgi0005.
[8] H. Marcos and G. Kusumastuti, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Saraf Pusat dengan Metode Forward Chaining,” CITISEE, 2016.
[9] H. Mayatopani, R. Subekti, N. Yudaningsih, and M. Sanwasih, “Pengembangan Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Mental dengan Mesin Inferensi Menggunakan Algoritma Dempster-Shafer Theory,” 2022.
[10] L. Indahsari, K. Kusnadi, and T. E. Putri, “Rancang Bangun LINE Chatbot Informasi dan Edukasi Kesehatan Mental Menggunakan Algoritma Jaro Winkler,” Jurnal Eksplora Informatika, vol. 10, no. 2, pp. 68–79, Mar. 2021, doi: 10.30864/eksplora.v10i2.428.
[11] N. Veldasari, A. Fadli, A. W. Wardhana, and M. S. Aliim, “Analisis Perbandingan Metode Certainty Factor, Dempster Shafer dan Teorema Bayes dalam Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mental,” Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia, vol. 2, no. 7, pp. 329–339, Jul. 2022, doi: 10.52436/1.jpti.191.
[12] I. Risfia, D. Maharani, and M. Dewi, “Expert System Mengatasi Anxiety Disorder Pada Mahasiswa Dalam Menghadapi Tugas Akhir Metode Backward Chaining,” Jurnal Media Informatika Budidarma, vol. 6, no. 2, p. 1118, Apr. 2022, doi: 10.30865/mib.v6i2.4001.
[13] A. Rizkiah, R. D. Risanty, and R. Mujiastuti, “Sistem Pendeteksi Dini Kesehatan Mental Emosional Anak Usia 4-17 Tahun Menggunakan Metode Forward Chaining,” Jakarta, 2020. doi: https://doi.org/10.24853/justit.10.2.83-93.
[14] Y. Hendra, A. Parapat, and D. Juniansha, “Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Kejiwaan Dengan Menggunakan Metode Teorema Bayes,” 2020.
[15] G. Virgian et al., “Sistem Pakar Diagnosa Mental Ilness Psikosis dengan Menggunakan Metode Certainty Factor,” vol. 3, no. 2, 2018.
[16] H. Suhendi and A. Supriadi, “Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kecemasan Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Website,” vol. 02, 2020.
[17] R. Tamara Aldisa, “Sistem Pakar Mendeteksi Kondisi Kesehatan Mental Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android,” Jurnal Riset Komputer), vol. 9, no. 2, pp. 2407–389, 2022, doi: 10.30865/jurikom.v9i1.3846.