Abstract

Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan (swasta) maupun negeri, selalu berusaha meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga pendidiknya (guru). Salah satu diantaranya dengan mengikutsertakan guru-guru untuk megikuti pelatihan atau workshop kurikulum atau pun pelatihan atau workshop pendalaman materi mata pelajarang yang diampu oleh guru-guru tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua guru dapat mengikuti pelatihan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan kuota peserta yang diberikan oleh penyelenggara pelatihan terhadap sekolah-sekolah. Oleh karena itu, guru-guru yang tidak dapat mengikuti pelatihan tersebut, tidak mendapat pengetahuan hasil pelatihan tersebut. Penerapan Knowledge Management System (Sistem Manajemen Pengetahuan) di sekolah khususnya bagi tenaga pendidik, diharapkan dapat mengatasi hal tersebut di atas. Diharapkan dengan adanya sistem ini, dapat dilakukan penyimpanan dokumen hasil pelatihan, sharing materi, bahkan diskusi. Sehingga guru yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan tetap dapat kesempatan memperoleh pengetahuan hasil pelatihan tersebut.