Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi informasi  mengakibatkan siapa yang menguasai informasi mereka yang akan memenangkan Persaingan (Kotler 2004).  Berdasarkan data terakhir dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IPPI) pada Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (5/2/2013) pasar modern mengalami peningkatan sebesar 31,4%, sedangkan untuk pasar rakyat atau tradisional cukup memprihatinkan, karena mengalami penurunan 81%. Keberadaan pasar tradisional semakin mengkhawatirkan dengan serbuan produk-produk dari luar seperti China, Jepang, Korea dan negara lainnya karena para pelaku pasar tradisional sampai saat ini masih terkendala dengan terbatasnya  modal dan pemasaran. Pasar Tradisional Simpang yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda Simpang Dago Kota Bandung. Pasar Simpang yang cenderung terlihat pasif, artinya pembeli yang datang ke pasar dan membeli barang, tidak terlihat adanya kegiatan promosi dari pasar itu sendiri menjadi salah satu faktor kurang maksimalnya pada penjualan. Kegiatan transaksi yang terlalu sibuk di wilayah sekitar Simpang Dago menyebabkan arus lalu lintas juga terganggu, serta tidak ada informasi mengenai pencatatan akuntansi untuk Pasar Simpang itu sendiri.


Metode penelitian yang digunakan: Pendekatan lapangan, Pendekatan instansional, Pendekatan kepustakaan dengan Jenis data yang dikumpulkan untuk dianalisis terdiri atas data Primer dan data Skunder. Metodologi pengembangan sistem yang penulis gunakan metodologi pengembangan sistem berorientasi objek.  Model pengembangan sistem yang digunakan oleh penulis adalah Rapid Aplication Development (RAD).


Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan dengan membuat Model Tata Kelola Aplikasi Pasar Tradisional Menjadi Pasar Kreatif dan Inovatif Di Kota Bandung Berbasis Standar Akuntansi Keuangan UMKM serta membuatkan blue print Marketnya.


 


Keywords : Model Tata Kelola, Teknolgi Informasi, Pasar, Standar Akuntansi Keuangan