Abstract

Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, gerbang tol tol, bank, kasir supermarket, dan situasi-situasi lain yang sering kita temui. Antrian terjadi disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi ke-mampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah system an-trian di Gerbang Tol Pasteur yang berada di bawah naungan PT Jasa Marga,Tbk. Kita ketahui bahwa volume kendaraan yang melewati Gerbang Tol Pasteur da-pat dikategorikan dalam jumlah yang banyak setiap harinya. Hal ini membuat sering terlihat antrian yang cukup panjang terutama di jam sibuk pada saat pagi dan menjelang sore hari. Fenomena ini terjadi dikarenakan sistem pelayanan yang dimilki masih belum maksimal terutama jika kita lihat dari jumlah gardu tol dan juga pelayanan yang diberikan oleh operator. Di Gerbang Tol Pasteur, terda-pat dua jenis gardu yaitu gardu tol Entrance yang khusus melayani mobil dari arah Bandung menuju luar sedangkan gardu tol Exit yang melayani mobil dari arah luar bandung yang ingin masuk ke Bandung. Pintu gardu tol entrance memiliki 11 (sebelas) gardu yaitu entrance-21, entrance-19, entrance-17, en-trance-15, s/d entrance-1, sedangkan untuk gardu tol Exit terdapat 9 gardu yaitu exit-18, exit-16, exit-14, exit-12, s/d exit-2 sehingga total gardu yang ada sebanyak 20 (dua puluh) gardu. Dari 20 gardu tersebut, ada 7 gardu yang tidak dipergunakan lagi Sehingga gardu yang aktif saat ini ada sebanyak 13 gardu, 5 (lima) gardu tol entrance dan 8(delapan) gardu tol exit. Dalam penelitian ini, lebih difokuskan kepada gerbang tol Exit, dimana jumlahnya ada 8 unit yang dapat dioperasikan selama 24 jam. Salah satu ukuran performansi dari sebuah sistem antrian adalah faktor utilisasi, dimana suatu sistem antrian yang baik memiliki faktor utilisasi diatas 60%. Faktor utilisasi merupakan persentase waktu kerja efektif dari sebuah sistem selama rentang waktu tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh bahwa factor utilisasi dari tiap gardu tol pada shiftnya masih belum maksimal sehingga salah satu dam-paknya adalah kepadatan yang cukup signifikan di gerbang pintu tol. Ada dua alternative yang diusulkan dalam penelitian ini untuk memperbaiki kinerja dari gerbang tol tersebut yaitu penambahan gardu tol pada shift I dan II serta men-gurangi gardu tol pada shift III. Selain itu, peningkatan kinerja bisa dilakukan dengan cara mempercepat proses pelayanan pada gerbang tol.