Abstract

Hingga sekarang, banyak ibu yang masih menggunakan cara-cara penyapihan yang bersifat tradisional, seperti mengoles puting jamu atau brotowali. Hal ini  seharusnya ditinggalkan karena pada dasarnya menyapih anak idealnya dilakukan dengan cara alami, agar anak siap menerima perubahan tersebut. Dalam beberapa kasus ada beberapa ibu yang menyapih anak tidak menggunakan cara-cara lama – tidak menggunakan zat-zat yang berasa pahit. Ibu berupaya menggunakan alat bantu atau tidak, guna berhasil dalam proses penyapihan. Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk: 1) mengetahui  pemerolehan informasi ibu dalam kegiatan penyapihan ASI, 2) menelaah penggunaan alat bantu ibu dalam kegiatan penyapihan ASI, dan 3) memahami tahapan metode yang digunakan ibu dalam kegiatan penyapihan ASI. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan konsep komunikasi instrumental, menyapih, dan pendekatam studi kasus. Hasil yang ditemukan oleh penulis adalah (1) Pemerolehan informasi ibu dalam kegiatan penyapihan ASI  ditimbulkan oleh komunikasi antarpribadi dan informasi dari media baru, (2) Alat bantu yang digunakan ibu bervariasi – ada yang menggunakan alat bantu dan ada yang tidak menggunakan alat bantu, dan (3) model komunikasi instrumental ibu: model penyampaian (ada pertemuan, tidak ada alat bantu) , model penglihatan (ada pertemuan, ada alat bantu), dan model perpisahan (tidak ada pertemuan, tidak ada alat bantu)