Abstract

Dalam studi ini, saya menginvestigasi tiga hal yaitu konstruksi narasi Islamisme, pola penyebaran narasi, dan pola penerimaan narasi di wilayah Medan Sumatera Utara. Dengan memadukan teknik wawancara mendalam dan studi pustaka, saya menemukan bahwa konstruksi narasi Islamisme mencakup kebencian terhadap Yahudi dan Nasrani, penolakan terhadap Ahmadiyah dan aliran sesat dan ketidaksukaan terhadap Islam liberal dan Syiah. Selanjutnya narasi radikalisme memperlihatkan narasi oposisi binari bahwa Islam tidak sesuai dengan demokrasi, penerapan syariah Islam dan negara Islam versus sistem yang berlaku saat ini di Indonesia. Narasi ekstremisme diwujudkan dengan penggunaan kekerasan. Secara umum, narasi terorisme tidak terlalu mendapatkan tempat pada masyarakat Medan. Pola penyebaran narasi meliputi media electronik and cetak, hubungan interpersonal, dan pengajian dan halaqah. Adapun pola penerimaan narasi berupa kesadaran tentang kekacauan dunia dan sistem yang berlaku di masyarakat, perbedaan identitas yang berlandaskan sentimen agama, dan frustasi terhadap lambannya perubahan.