Abstract

Graffiti merupakan seni yang saat ini mulai digemari oleh anak – anak muda di ruang publik, sebagai karya seni jalanan, graffiti banyak menghiasi tembok – tembok pinggir jalan,  dan dengan banyaknya anak muda yang memiliki minat terhadap karya seni ini, mereka kemudian membuat kelompok – kelompok. Timbulnya banyak kelompok membuat adanya pergesekan kelompok satu dengan yang lainnya dalam memperebutkan ruang publik untuk membangun eksistensi kelompok mereka masing – masing. Perseteruan antar kelompok kemudian menjadi hal yang tidak terhindarkan bagi kelompok graffiti dalam upaya mereka membangun eksistensi kelompok satu sama lain. Penelitian ini membahas tentang bagaimana graffiti digunakan sebagai alat dalam membangun eksistensi kelompok dari sudut pandang pegiat graffiti dalam suatu kelompok yang pernah mengalami kasus penimpaan karya graffiti mereka dengan karya kelompok lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode etnometodologi dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan ikut serta dalam kegiatan kelompok graffiti turun ke jalan membuat karya di jalanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam membangun eksistensi penimpaan karya satu kelompok menjadi salah satu bentuk kelompok tersebut membangun eksistensi mereka namun dampaknya menghadirkan perselisihan antar kelompok yang memiliki karya asli dengan kelompok yang menimpa karya tersebut.