Abstract

Abstract


This research  aims to analyze the structure of natives’ and Japanese learners’ irai hyougen and their perspective on its request imposition. The method used in this research is descriptive qualitative and the data were collected using DCT from 43 respondents consisting of 10 native speakers and 33 Japanese learners. In the DCT there are 12 different situations (bamen) based on imposition, social distance, and relative power. The results of this study indicate that in the irai hyougen structure which expressed by learners, there are still mistake in the use of words, even at the N2 level learners. The learner's requesr expression tends to be long and 45% use yobikake as the prefix, while native speakers use long expressions in high level of imposition and 35% directly use hondai.The results of this study have not been able to provide general conclusions about the characteristics of the irai hyougen structure of native speakers and Japanese learners, but there is a possibility of differences in the perspective on the structure and the burden of a request, and mistake in using words, where this mistake is one of the reasons which can lead to language transfer.


Keywords: Irai hyougen, request structure, request imposition, Japanese learners and natives


Abstrak


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur irai hyougen penutur asli dan pembelajar bahasa Jepang serta perspektif mereka terhadap beban permintaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan pengumpulan data menggunakan DCT dari 43 responden yang terdiri dari 10 penutur asli dan 33 pembelajar bahasa Jepang. Dalam DCT terdapat 12 situasi berbeda (bamen) berdasarkan beban, jarak sosial, dan kekuatan relatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam struktur irai hyougen yang diungkapkan pembelajar masih terdapat kesalahan dalam penggunaan diksi, bahkan pada tingkat N2. Ungkapan permintaan peserta didik cenderung panjang dan 45% menggunakan yobikake sebagai awalan, sedangkan penutur asli menggunakan ungkapan panjang pada tingkat beban tinggi dan 35% langsung menggunakan hondai. Hasil penelitian ini belum dapat memberikan kesimpulan umum tentang karakteristik struktur irai hyougen penutur asli dan pembelajar Indonesia, namun terdapat kemungkinan adanya perbedaan cara pandang terhadap struktur dan beban suatu permohonan, dan kesalahan dalam menggunakan kata-kata, dimana kesalahan tersebut merupakan salah satu alasan yang dapat menyebabkan adanya transfer bahasa.


Kata kunci: Irai hyougen, struktur permohonan, beban permohonan, pembelajar bahasa Jepang dan penutur asli