Analisis Makna Adverbia Tama Ni dan Metta Ni dalam Kalimat Bahasa Jepang
DOI:
https://doi.org/10.34010/js.v10i2.4737Abstract
Abstract
This research aims to analyze the meaning of tama ni and metta ni. These two words are Japanese adverbs having the similar lexical meaning ‘rarely / seldom’, but contextually the meaning are different. The method used in this research is the descriptive qualitative method. The data were collected from sentences that posted on asahi.com and jakartashinbun.com by observation method and note-taking techniques. They were analyzed using distributional method with substitution technique. The meanings of these two adverbs were analyzed using contextual meaning theory. The results show that tama ni and metta ni have the similar meaning that is ‘something that rarely do or happen’. The difference is on specific context. The adverb tama ni is more likely to have a positive connotation with more time frequency than metta ni. Metta ni has the meaning of ‘rarely’ with a less time frequency than tama ni. However, if tama ni is accompanied by the particle ‘shika’ which means ‘only’ the meaning will be ‘only accasionally’ which can be matched with ‘rarely’.
Keywords: Adverbs, contextual meaning, Japanese language
Abstrak
Penelitian ini menganalisis makna adverbia tama ni dan metta ni. Kedua kata tersebut merupakan adverbia bahasa Jepang yang secara leksikal menyatakan ‘jarang’, tetapi secara kontekstual dapat memiliki makna yang berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data berupa kalimat diperoleh dari laman online asahi.com dan jakartashinbun.com menggunakan metode simak dan teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode agih, yaitu alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti dan disertai dengan teknik perluas, yaitu memperluas satuan lingual menggunakan unsur tertentu. Teori yang digunakan adalah teori makna kontekstual. Hasil analisis menunjukkan tama ni dan metta ni sama-sama memiliki makna “sesuatu yang jarang dilakukan atau jarang terjadi”. Perbedaan kedua adverbia tersebut terdapat pada konteks tertentu. Adverbia tama ni lebih cenderung memiliki konotasi positif dengan frekuensi waktu lebih dibandingkan metta ni, sementara metta ni secara utuh memiliki makna ‘jarang’ dengan frekuensi waktu lebih sedikit dibandingkan dengan tama ni. Namun, jika adverbia tama ni dibarengi dengan partikel shika yang berarti ‘hanya’ maknanya akan menjadi ‘hanya sesekali’ yang mana mendekati makna ‘jarang’.
Kata Kunci: Adverbia, bahasa Jepang, makna kontekstual
Downloads
Published
Issue
Section
License
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)