Abstract

Abstract


The purpose of this study is investigating the way (kata) and situasional expression in Japanese (kimari monku) in meishi koukan, or the culture of exchange business cards in Japan. The study employs a qualitative descriptive methodology. Data were gathered using library research approaches, which included reading books, literature, notes, and numerous associated papers. According to the study's findings, business cards have a symbolic significance that alludes to their owners, and there are standards for exchanging business cards in Japan that are both attitude-based and verbal (kimari monku). Understanding meishi koukan norms is critical for avoiding misunderstandings in Japanese business. This study demonstrates that culture shock may be used to learn Japanese culture; hence, more culture shock instances need to be investigated to understand Japanese culture.


Keywords: culture learning, meishi koukan, kata, kimari monku


Abstrak


Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai aturan (kata) dan ungkapan bahasa Jepang (kimari monku) dalam meishi koukan atau budaya bertukar kartu nama di Jepang. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik studi pustaka atau library research dengan yaitu melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa kartu nama memiliki nilai simbolis yang merujuk pada pemiliknya dan terdapat aturan baik dalam bersikap ataupun dalam verbal (kimari monku) dalam bertukar kartu nama di Jepang. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, pemahaman mengenai aturan meishi koukan sangat penting dalam bisnis di Jepang. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran budaya Jepang dapat dilakukan melalui kasus culture shock. Oleh karena itu, perlu penelitian kasus culture shock lainnya dalam pembelajaran budaya Jepang.


Kata kunci: pembelajaran budaya, meishi koukan, kata, kimari monku