Abstract

Gereja merupakan tempat peribadatan umat kristiani, di mana pada awalnya umat Kristen mengadakan pertemuan-pertemuan di rumah ibadah yang dikenal sebagai gereja rumah. Seiring dengan perkembangan zaman pada akhirnya dibuatlah bangunan gereja formal. Gereja tradisional berbeda dengan gereja modern, di mana gereja tradisional cenderung memiliki bentuk menyerupai salib dengan beratapkan kubah dan adanya menara, sementra itu seiring berkembangnya ilmu arsitektur, bentuk gereja menjadi lebih beragam di era modern sesuai dengan jamannya. Hal ini membangkitkan ciri gereja melalui corak fisiknya, yang senantiasa menjadi ciri penampilannya sesuai dengan masa perkembangannya. Gereja dibuat oleh masyarakat Kristiani Indonesia melalui karyanya di dalam melaksanakan ajaran Kristus. Dari observasi sumber primer dan sekunder, di Kota Bandung terdapat enam gereja yang memiliki bentuk beraneka ragam sesuai dengan lokasi gereja tersebut. Meskipun gereja merupakan tempat beribadah secara umum, tidak dipungkiri setiap gereja memiliki ciri khas. Ada gereja yang memiliki fasade modern, ada pula yang memiliki fasade yang mengacu pada adat istiadat penganutnya. Melalui metode survai arsitektural, penelitian ini berusaha menunjukkan wujud dan variasi dari fasade tersebut sesuai dengan latar belakangnya. Pada akhirnya, ditemukan bahwa selain aspek dogmatis, faktor alam lingkungan, iklim, kenyamanan dan beberapa faktor lain juga berperan dalam keputusan desain para perancang mewujudkan karya fasade gereja di Bandung.