Abstract

Pendekatan revitalisasi cagar budaya harus
mampu mengenali dan memanfaatkan pula potensi
yang ada di lingkungan sekitar seperti sejarah,
makna, serta keunikan dan citra lokasi. Masih
kurang akuratnya mekanisme dalam perhitungan
nilai dari setiap kriteria masing-masing bangunan
dan kawasan cagar budaya menyulitkan petugas
dalam menentukan prioritas revitalisasi, sehingga
menimbulkan kurang optimalnya tindakan
revitalisasi yang dilakukan. Analisis cagar budaya
memanfaatkan Metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) sebagai metode dari Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) dalam proses analisis
data cagar budaya yang menggunakan beberapa
kriteria (multikriteria) untuk memilih prioritas
revitalisasi cagar budaya yang tepat. AHP digunakan
sebagai model untuk pembobotan multiktiteria
dalam proses pemilihan prioritas revitalisasi.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat
membantu petugas dalam pengolahan data cagar
budaya, mempercepat waktu analisis cagar budaya,
memudahkan proses pengambilan keputusan
prioritas revitalisasi cagar budaya Kota Bandung
serta mampu mengoptimalkan tindakan revitalisasi
yang dilakukan.