Abstract

Jawa Barat memiliki potensi perkebunan yang sangat tinggi, diantaranya adalah komoditas kopi yang masuk dalam kategori komunitas pertanian strategis. Hal tersebut membuat Kabupaten Bandung menjadi daerah terbesar penghasil kopi di Jawa Barat. Salah satu kelompok tani yang bergerak dan konsisten dalam menghasilkan biji kopi di Kab. Bandung adalah Kelompok Tani Mandalawangi yang dipipmpin oleh Bustomi. Tiap tahunnya, Koptan Mandalawangi konsisten menghasilkan 200 ton/th yang dialokasikan untuk kebutuhan ekspor ke Amerika dan Belanda. Namun sayangnya, panjangnya mata rantai dari petani hingga ke tangan konsumen membuat kelompok tani ini rentan dengan penurunan nilai ekonomi produknya. Berdasarkan wawancara, Bustomi mengakui bahwa koptan tidak berdaya dalam hal menentukan harga jual. Hal ini membuat komoditas kopi dihargai rendah. Jika kondisi ini dibiarkan akan berdampak buruk terhadap sektor perkebunan kopi. Mengingat kebutuhan operasional makin hari makin meningkat. Oleh karenanya, diperlukan suatu usaha untuk memutus panjangnya mata rantai pemasaran yang ada, salah satunya dengan upaya pemahaman kepada Koptan Mandalawangi akan pentingnya identitas visual dalam pemasaran produk. Sehingga diharapkan Koptan Mandalawangi akan memiliki identitas yang legal dan sekaligus estetik guna memperkuat daya saing dan menyinngkat mata rantai pemasaran yang ada. Metode yang digunakan dalam studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan membangun citra merek melalui penggalian data yang mendalam. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam untuk menggali sejarah, cara olah, kultur, dan proses yang dilakukan oleh kelompok tani dalam mengolah produk kopi. Sehingga kemudian akan dihasilkan resume berupa ciri khas Kelompok Tani Mandalawangi yang akan ditranslasikan dalam bentuk identitas visual berupa logo. Proses tersebut akan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun, dimulai dari bulan Maret hingga Agustus 2022. Studi akan menghasilkan karya berupa logo, stationery dan legal matter yang diperlukan oleh Kelompok Tani Mandalawangi. Diharapkan melalui produk yang memiliki identitas, Koptan Mandalawangi dapat melakukan penjualan kepada konsumen akhir.


Kata kunci: identitas visual,kelompok tani, kopi, mandalawangi