Kajian Visual Mengenai Tokoh Wayang Kulit Purwa Antareja Gaya Yogyakarta
Isi Artikel Utama
Abstrak
Antareja merupakan salah satu tokoh dalam dunia perwayangan di Indonesia. Dikisahkan Antareja adalah keturunan dari Sang Hyang Anantaboga (dewa ular dalam kepercayaan Jawa) dan anak dari pernikahan Raden Bima (tokoh Pandawa) dengan Dewi Nagagini. Walaupun berlatar belakang kisah Mahabharata, akan tetapi Antareja merupakan tokoh orisinal Jawa dan tidak ada dalam kisah Mahabharata versi Hindu. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif untuk mengetahui bagaimana tokoh Antareja diciptakan dan penggambaran tokoh Antareja berdasarkan visual yang ditunjukkan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tokoh Antareja memiliki makna visual disetiap bentuk anatomi wayang, baik itu dari bentuk kepala, bentuk badan, bentuk kaki, warna dan busana.
Rincian Artikel
Terbitan
Bagian
Penulis yang menerbitkan artikel di jurnal DIVAGATRA setuju dengan persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta artikel dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah CC-BY-SA atau The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, memposting artikel ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya tulisan mereka secara daring (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).
Cara Mengutip
Referensi
Amrih, P. (2013). Antareja Antasena Jalan Kematian Para Kesatria. Yogyakarta: PT PINUS.
Mulyono, S. (1989). Simbolisme dan Mistikisme Dalam Wayang. Jakarta: Yayasan Masagung.
Prisandy, N., Indrawati L. & Ratnawati, I. (2014). Perbedaan Visualisasi Atribut Dan Struktur Tubuh Wayang Kulit Purwa Pada Tokoh Antareja Gaya Yogyakarta Dengan Gaya Surakarta. Tersedia di :http://journal2.um.ac.id/index.php. (22 April 2019).
Purbasari, T. (2014). Kajian Aspek Teknis, Estetis Dan Simbolis Warna Wayang Kulit Karya Pengrajin Wayang Desa Tunahan Kabupaten Jepara. Tersedia di: https://journal.unnes.ac.id (18 Juli 2019).
Sarwono, J., & Lubis, H. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Sunarto. (2004). Wayang Kulit Gaya Yogyakarta Bentuk Dan Ceritanya. Tidak Ada Nama Penerbit.
Supriyono. (2008). Pedalangan Jilid 1. Yogyakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Suryana, C. (2014). Kajian Visualisasi Naga Sang Hyang Anantaboga dan Sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal Berdasarkan Cara Pandang Kosmis-Mistis. Tersedia di: http://elib.unikom.ac.id/ (22 April 2019).
Suryana, C. (2017). Makna Simbolik Dan Wujud Estetik Naga Dalam Kebudayaan Jawa Pada Sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal Dan Swi Naga Rasa Wani Di Keraton Yogyakarta. Tersedia di: http://elib.unikom.ac.id/ (04 Juni 2020).
Wardianto, F. (2011). Makna Busana Raden Werkudara Wanda Mimis Wayang Kulit Purwa Gagrak Surakarta. Tersedia di: http//digilib.uns.ac.id/ (15 Juli 2020).
Warni, T. (2015). Makna Simbolis Ornamen Praba Dan Tlacapan Pada Bangunan Kraton Yogyakarta. Tersedia di: http://journal.student.uny.ac.id/ (15 Juli 2020).
Wayangkulitpurwo.blogspot.com. (2017). Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Tersedia di :http://wayangkulitpurwo.blogspot.com/. (21 Mei 2020).