Tinjauan Sirkulasi Ruang Pada Fasilitas Penyandang Tunanetra
Isi Artikel Utama
Abstrak
Penyandang tunanetra ialah penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan penglihatan. Penyandang tunanetra dibagi menjadi dua yaitu low vision dan totally blind. Dalam beraktivitas, penyandang tunanetra menggunakan alat bantu atau dibantu oleh seseorang yang mendampinginya. Mereka dapat melakukan kegiatan pada fasilitas umum, oleh karena itu setiap fasilitas umum perlu memenuhi standar kenyamanan penyandang disabilitas tak terkecuali penyandang tunanetra. Untuk mempermudah penyandang tunanetra memenuhi kebutuhannya, diperlukan pengolahan kontur ruangan dan sirkulasi ruang yang cocok bagi mereka. Sirkulasi ruang yang terdiri dari sirkulasi horizontal dan vertikal pada fasilitas umum bagi penyandang tunanetra akan berbeda dengan orang awas. Biasanya penyandang tunanetra akan menggunakan tongkat sebagai alat bantu mobilitasnya, sehingga diperlukan sirkulasi yang lebih luas daripada orang awas. Salah satu fasilitas umum yang berada di Bandung ialah Balai Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra “Wyata Gunaâ€, fasilitas tersebut memiliki ruang-ruang yang dapat digunakan oleh semua kalangan terutama penyandang tunanetra. Dengan menggunakan metode analisis deskriftif melalui analisa visual dari segi sirkulasi ruang, maka dilakukan perbandingan antara survei fasilitas tersebut dan data literatur mengenai sirkulasi ruang bagi penyandang tunanetra.
Rincian Artikel
Terbitan
Bagian
Penulis yang menerbitkan artikel di jurnal DIVAGATRA setuju dengan persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta artikel dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah CC-BY-SA atau The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, memposting artikel ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya tulisan mereka secara daring (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).
Cara Mengutip
Referensi
Francis, D.K Ching. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Airlangga.
Francis, D.K Ching. (2008). Arsitektur Bentuk, Ruang Dan Tatanan. Jakarta: Edisi ketiga Terjemahan. Erlangga.
Hadi, Purwaka. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta; Depdiknas Dirjen Dikti.
Hari, Remgius. Sirkulasi Antar Ruang. Universitas Gunadarma. Depok.
Isfiaty, T. (2011). Tinjauan Kenyamanan Ruang Keluarga Panti Jompo di Bandung. Jurnal Waca Cipta Ruang. Vol. 2, 2.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online] Tersedia di: https://kbbi.kemdikbud.go.id/ [21 Juli 2020]
Lestari, Ertin dan Adhi Widyarthara. (2012). Studi Lingkungan Perilaku Tunanetra Guna Mencari Konsep Perancangan Arsitektur. Jurnal. Malang.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.14/PRT/M/2017.
Pynkyawati, Theresia dkk. (2012). Kajian Desain Sirkulasi Ruang Luar Dan Ruang Dalam Bagi Penyandang Cacat Pada Kawasan Bangunan Ciwalk (Cihampelas Walk). Jurnal. Universitas Bandar Lampung.
wyataguna.kemsos.go.id. Profil BRSPDSN Wyataguna. [Online] Tersedia di : https://wyataguna.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=10 [21 Juli 2020]