Animasi Nyi Roro Kidul Melalui Augmented Reality Upaya Melestarikan Budaya Cerita Rakyat
Isi Artikel Utama
Abstrak
Dengan pesatnya perkembangan teknologi di jaman modern sekarang ini, budaya juga perlu beradaptasi mengikuti perkembangan dari teknologi tersebut sehingga budaya tetap relevan. Salah satu perkembangan teknologi modern yang menarik ialah teknologi Augmented Reality di mana dunia maya dapat masuk ke dalam dunia nyata. Dengan teknologi AR tersebut kemungkinan untuk penyampaian budaya yang lebih menarik menjadi lebih banyak, salah satunya budaya Upacara Labuhan yang berhubungan erat dengan sosok mitos Nyi Roro Kidul. Dengan teknologi Augmented Reality dapat memunculkan sosok Nyi Roro Kidul ke dalam dunia nyata dengan melalui animasi. Video animasi pertunjukan virtual Nyi Roro Kidul dibuat untuk melestarikan budaya yang muncul dari mitos penguasa laut selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah MDLC (Media Development Life Cycle) untuk merancang animasi dari awal sampai selesainya artikel. Kemudian dilakukan wawancara untuk menentukan apakah kualitas animasi mencukupi untuk di distribusikan. Banyak pendapat mengatakan bahwa gaya dari animasi cocok untuk audiens terutama anak-anak.
Rincian Artikel
Terbitan
Bagian
Penulis yang menerbitkan artikel di jurnal DIVAGATRA setuju dengan persyaratan berikut:
- Penulis memegang hak cipta artikel dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah CC-BY-SA atau The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, memposting artikel ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya tulisan mereka secara daring (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).