Kajian Visual Mengenai Tokoh Wayang Kulit Purwa Antareja Gaya Yogyakarta

Main Article Content

Muhammad Abdan Ramdhani
Deni Albar

Abstract

Antareja is one of the figures in the world of puppetry in Indonesia. It is said that Antareja is a descendant of Sang Hyang Anantaboga (the snake god in Javanese belief) and the child of the marriage of Raden Bima (Pandava figure) to Dewi Nagagini. Although the background is the Mahabharata story, Antareja is a Javanese original figure and not in the Hindu version of the Mahabharata story. This research was conducted with a qualitative analysis method to find out how Antareja figures were created and the depiction of Antareja figures based on the visuals shown. From the research it can be concluded that the character of Antareja has a visual meaning in every form of puppet anatomy, both from the shape of the head, body shape, foot shape, color and clothing. 

Article Details

How to Cite
Ramdhani, M., & Albar, D. (2021). Kajian Visual Mengenai Tokoh Wayang Kulit Purwa Antareja Gaya Yogyakarta. DIVAGATRA - Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain, 1(1), 102-116. https://doi.org/10.34010/divagatra.v1i1.4878
Section
Articles
Author Biographies

Muhammad Abdan Ramdhani, Universitas Komputer Indonesia

Visual Communication Design

Deni Albar, Universitas Komputer Indonesia

Visual Communication Design

References

Albar, D. (2011). BONEKA ’BARBIE’ BERKERUDUNG SEBAGAI BENTUK DESAIN DAN KEBUDAYAAN. Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual, 3(2). https://doi.org/10.33375/vslt.v3i2.1121

Amrih, P. (2013). Antareja Antasena Jalan Kematian Para Kesatria. Yogyakarta: PT PINUS.

Mulyono, S. (1989). Simbolisme dan Mistikisme Dalam Wayang. Jakarta: Yayasan Masagung.

Prisandy, N., Indrawati L. & Ratnawati, I. (2014). Perbedaan Visualisasi Atribut Dan Struktur Tubuh Wayang Kulit Purwa Pada Tokoh Antareja Gaya Yogyakarta Dengan Gaya Surakarta. Tersedia di :http://journal2.um.ac.id/index.php. (22 April 2019).

Purbasari, T. (2014). Kajian Aspek Teknis, Estetis Dan Simbolis Warna Wayang Kulit Karya Pengrajin Wayang Desa Tunahan Kabupaten Jepara. Tersedia di: https://journal.unnes.ac.id (18 Juli 2019).

Sarwono, J., & Lubis, H. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sunarto. (2004). Wayang Kulit Gaya Yogyakarta Bentuk Dan Ceritanya. Tidak Ada Nama Penerbit.

Supriyono. (2008). Pedalangan Jilid 1. Yogyakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Suryana, C. (2014). Kajian Visualisasi Naga Sang Hyang Anantaboga dan Sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal Berdasarkan Cara Pandang Kosmis-Mistis. Tersedia di: http://elib.unikom.ac.id/ (22 April 2019).

Suryana, C. (2017). Makna Simbolik Dan Wujud Estetik Naga Dalam Kebudayaan Jawa Pada Sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal Dan Swi Naga Rasa Wani Di Keraton Yogyakarta. Tersedia di: http://elib.unikom.ac.id/ (04 Juni 2020).

Wardianto, F. (2011). Makna Busana Raden Werkudara Wanda Mimis Wayang Kulit Purwa Gagrak Surakarta. Tersedia di: http//digilib.uns.ac.id/ (15 Juli 2020).

Warni, T. (2015). Makna Simbolis Ornamen Praba Dan Tlacapan Pada Bangunan Kraton Yogyakarta. Tersedia di: http://journal.student.uny.ac.id/ (15 Juli 2020).

Wayangkulitpurwo.blogspot.com. (2017). Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Tersedia di :http://wayangkulitpurwo.blogspot.com/. (21 Mei 2020).