Abstract

Abstrak. Wilayah di Indonesia selalu mengalami banjir dan air menggenang setiap tahunnya ketika datang musim hujan, wilayah perkotaan paling utama. Banjir serta menggenangnya air sering terjadi di Kota Bandung, karena faktor curah hujan tinggi, berubahnya area tangkapan air di sekitar kota bandung yang berubah jadi suatu bangunan rumah masyarakat dan sejenisnya..


Berdasarkan opini diatas, telah dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab banjir yang terjadi di wilayah Cicaheum Kota Bandung, apakah akibat perubahan alih fungsi lahan atau memang intensitas hujan yang terjadi di kawasan tersebut tinggi, dengan studi kasus sungai dan DAS Cipamokolan.


Pada pnelitian ini, analisis hidrologi menggunakan data curah hujan periode 25 tahun, untuk mendapatkan debit banjir. Analisis debit banjir rencana menggunakan Metode Rasional. Untuk analisis tata guna lahan sendiri menggunakan software Arc-GIS. Berdasarkan hasil analisis, pada tahun 2006 presentase luas lahan untuk Permukiman 8%, Ladang/Tegalan 92%. Sedangkan pada tahun 2018 presentase luas lahan untuk Permukiman 29%, Hutan Tanaman 1%, dan Pertanian Lahan Kering 70%. Berdasarkan hasil analisis, alih fungsi area terjadi meningkatnya koeffisien air di permukaan, C2006 = 0.616132507 , naik jadi C2018 = 0.657100383. Sebagian besar dari alternative perhitungan yang ada menunjukkan Intensitas Hujan sangat berpengaruh terhadap banjir cicaheum dengan perubahan sebesar 21%. Jumlah debit aliran sungai 2018 lebih tinggi dari 2006.


 


Kata kunci: Banjir, Intensitas Hujan, Tata Guna Lahan, Arc-GIS, Debit Banjir