Abstract

Transportasi memegang peranan penting dalam perkembangan kota dan kelancaran aktivitas yang akan dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan RAD GRK 2013-2018, sumber utama emisi gas rumah kaca di Kota Banda Aceh berasal dari sektor transportasi. Maka dari itu, untuk meminimalisir emisi karbon yang dihasilkan oleh sektor tranportasi, masyarakat dapat menggunakan transportasi umum sebagai alternatif dalam melakukan perjalanan pada setiap aktivitasnya. Mengingat banyaknya pergerakan yang berasal dari kawasan perumahan, penempatan titik transportasi umum yang berdekatan dengan perumahan warga dapat mempermudah aktivitas warga yang akan dilakukan setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi integrasi sebaran perumahan terencana dan transportasi umum. Dalam mengintegrasi kawasan perumahan terencana dengan sistem transportasi berupa angkutan umum dapat dilihat dari keterjangkauannya dengan radius 300-400 meter. Salah satu transportasi umum yang beroperasi di Kota Banda Aceh ialah Bus Trans Koetaradja yang bersistem Semi BRT. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitaf deskriptif, dengan menggunakan analisis Buffering dan alat bantu ArcGIS 10.4. Hasil penelitian menunjukan dari total 171 perumahan terencana hanya 47 titik yang terintegrasi dengan halte Trans Koetaradja. Hal tersebut dapat meningkatkan penggunaan kendaraan pribadi, sehingga disarankan untuk merencanakan jalur feeder bus untuk kawasan perumahan terencana yang berada jauh dari titik halte. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahwa cluster perumahan terencana di Kota Banda Aceh yang integrasi dengan simpul transportasi umum hanya 28% dari total keseluruhan perumahan terencana.