Abstract

Permukiman kumuh terdapat pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Aceh, diantaranya yaitu Kabupaten Bener Meriah. Berdasarkan SK Bupati Bener Meriah, salah satu kawasan kumuh berada pada kawasan Tingkem Kecamatan Bukit dengan kumuh seluas 11,77 Ha. Berada pada dataran tinggi, kawasan Tingkem termasuk ke dalam kategori tipologi kawasan kumuh di perbukitan dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga rawan terjadi erosi. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian besar permukaan jalan rusak karena terjadi genangan, serta kualitas drainase dan sistem pengolahan persampahan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kekumuhan pada kawasan Tingkem dan aspek yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui tingkat kekumuhan dan aspek perubahannya, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif melalui observasi dan wawancara dengan analisis pembobotan (skoring) tujuh indikator berdasarkan Peraturan Menteri PUPR RI No. 14/PRT/M/2018. Tujuh indikator tersebut terdiri dari kondisi bangunan, jalan, air minum, drainase, air limbah, persampahan, dan proteksi kebakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan pada permukiman kawasan Tingkem termasuk dalam kategori kumuh ringan dengan total nilai skor sebesar 29. Hal ini menunjukkan perubahan tingkat kekumuhan yang sebelumnya kumuh berat menjadi kumuh ringan. Faktor yang mempengaruhi perubahan tingkat kekumuhan diantaranya adalah faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung ialah perubahan aspek fisik melalui peran pemerintah dalam pemberdayaan dan pelayanan: program bantuan perumahan, penyediaan jalan dan drainase, serta penyediaan MCK Umum. Sedangkan faktor tidak langsung ialah aspek ekonomi melalui upaya peningkatan ekonomi masyarakat dibidang pertanian kopi dan sosial budaya melalui peningkatan kesadaran dan kebiasaan masyarakat.