Abstract

Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang terdampak pandemi COVID-19, yang rentan terjadi penurunan aktivitas fisik. Berjalan, sebagai salah satu bentuk aktivitas fisik, dapat mengatasi masalah kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktural persepsi tentang lingkungan terbangun (perceived walkability), dengan indikator keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, serta perubahan durasi berjalan selama pandemi COVID-19 dibandingkan sebelumnya (change in walking habit) pada niat meningkatkan durasi berjalan pasca pandemi COVID-19 (intention to walk). Responden adalah mahasiswa Universitas Komputer Indonesia yang berdomisili sejak awal di Kota Bandung. Metode analisis adalah structural equation modeling – part least square dengan menggunakan SmartPLS versi 4. Temuan studi ini adalah bahwa tidak ada perubahan yang berarti pada durasi berjalan mahasiswa selama pandemi COVID-19 dibandingkan sebelumnya, ada niat untuk meningkatkan durasi berjalan pasca pandemic COVID-19, serta keselamatan, keamanan, dan kenyamanan adalah faktor yang menentukan penilaian tentang walkability lingkungan. Change in walking habit dan perceived walkability secara signifikan memengaruhi intention to walk. Perceived walkability juga memengaruhi change in walking habit. Pengaruh langsung perceived walkability pada intention to walk lebih besar daripada pengaruh tidak langsung dengan mediasi change in walking habit. Adanya peran walkability pada perilaku berjalan membutuhkan perhatian pemerintah kota untuk merencanakan kota yang ramah bagi pejalan.