Abstract

Saat ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia telah mengalami transisi pertumbuhan
yang cepat seiring dengan perkembangan teknologi dalam era globalisasi yang pada
akhirnya menuntut para pekaku usaha untuk dapat berinovasi mengikuti perkembangan
yang ada pada pasar dengan berbagai tantangan yang ada yaitu meliputi perkembangan
teknologi dan informasi yang telah di implementasikan para pelaku usaha dalam upaya
mempertahankan usahanya. Maka dari itu pasar modal memiliki peranan yang sangat
penting untuk menjadi tempat bagi pelaku usaha dalam mendaptakan dana dari pihak
yang ingin berinvestasi.
Pasar modal melibatkan berbagai transaksi pada sekuritas seperti saham, obligasi,
dan reksadana. Umumnya, investasi dalam pasar modal memiliki jangka waktu lebih
dari satu tahun Tandelilin, (2017). Pasar modal juga berperan sebagai sumber modal dan
alternatif bagi suatu perusahaan selain dari lembaga keuangan seperti bank yang pada
umumnya diketahui masyarakat. Namun, penting untuk diingat bahwa investasi saham
termasuk dalam jenis investasi yang menarik namun memiliki risiko yang tinggi.
Harga saham dalam pasar modal pada umumnya digunakan oleh investor sebagai
suatu acuan saat melakukan investasi pada suatu perusahaan. Harga saham yang
digunakan diambil dari harga penutupan pada akhir tahun dari setiap perusahaan yang
diteliti. Di pasar modal, harga saham cenderung tidak stabil dan selalu mengalami
fluktuasi yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari investor. Semakin tinggi
nilai suatu saham tesebut, maka akansemakin tinggi pula nilai perusahaan. Bagi
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum (go public), nilai perusahaan
memiliki pentingnya karena mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan, seperti
surat-surat berharga. Harga saham yang tinggi atau rendah juga mencerminkan
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan pengelolaan asset. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil 5 sampel perusahaan dari 30
perusahaan pada sub sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, 5 sampel
perusahaan tersebut diantaranya PT. Bank Central Asia Tbk, PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dengan demikian, peneliti
mengolah data mengenai Laba Per Lembar Saham (EPS), Rasio Pengembalian Aset
(ROA), Rasio Penilaian (PER) dan Harga Saham. Berdasarkan latar belakang dan hasil
penelitian yang beragam dan kontradiktif salah satunya hasil penelitian dari Egam,
Ventje dan Pangerapan tahun 2017 mengenai Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap
Harga Saham masih terjadi “Gap” sehingga mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) terhadap
Harga Saham, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Perkembangan Laba Per Lembar Saham (EPS), Tingkat Pengembalian Aset (ROA),
Rasio Penilaian (PER) Harga Saham pada perusahaan Sub Sektor Perbankan pada Bursa
Efek Indonesia Periode 2016- 2021”.