Abstract

Kegiatan perencanaan sebelum proses produksi yang dilakukan adalah aktifitas menyediakan bahan baku yang disesuaikan dengan kapasitas produksi karena jika mengabaikan perencanaan kebutuhan bahan baku yang sering terjadi adalah kelebihan bahan baku yang menyebabkan penumpukan material di gudang penyimpanan, resiko kedua adalah kehabisan bahan baku yang menyebabkan terhentinya kegiatan proses produksi. Menangani masalah seperti diatas, khususnya masalah perencanaan kebutuhan bahan baku, telah dikembangkan metode perencanaan pengadaan bahan baku yaitu Material Requirements Planning (MRP).

 

Menentukan jumlah kapasitas produksi untuk 1 tahun kedepan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2017 mengestimasi kapasitas produksi dengan menggunakan metode peramalan, hasil dari metode peramlan di bandingkan dan dipilih metode peramalan terbaik dengan melihat perbandingan error paling kecil, yaitu metode Regresi Liniear. Hasil dari peramalan terbaik lalu dijadikan jadwal induk produksi untuk 12 bulan kedepan dan dipadukan dengan data Bill of Material maka diperoleh kebutuhan setiap bahan baku yang diperlukan setiap bulan. Dalam menetukan jumlah pemesanan yang ekonomis digunakan beberapa metode lotting yaitu: metode EOQ dan metod Silver Meal, hasil perhitungan lotting tersebut lalu direncankan menggunakan metode Material Requirements Planning dan dihitung total biaya dari setiap metode dan dipilih metode dengan total biaya yang paling optimal.

 

Metode loting yang pemesananya paling optimal atau menghasilkan biaya yang paling rendah adalah menggunakan metode Silver Meal dengan total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 257.714.200 lebih kecil dibandingkan metode EOQ dan Perusahaan.